Senin, 02 Juni 2014

TAMAN WISATA ALAM TANJUNG BELIMBING

TAMAN WISATA ALAM TANJUNG BELIMBING


Kronologis TWA Tanjung Belimbing ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan RTRWP Kalimantan Barat Tahun 1995 (Zonasi kawasan sebagai Taman Wisata Alam seluas 810,30 ha), SK Menhutbun RI No. 259/Kpts-II/2000 Tanggal 23 Agustus 2000 (Penunjukan sebagai Taman Wisata Alam seluas 810,30 ha).

Letak geografis kawasan ini terletak di antara 1º 47’00’’ - 1º 50’0’’ Lintang Utara dan 109º 31’ 00’’ - 109º 32’ 00” Bujur Timur.  Berdasarkan wilayah administrasi kawasan ini termasuk ke dalam Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Keadaan topografi secara umum adalah hamparan hutan pantai dan hutan mangrove yang relative datar dengan ketinggian tempat 0 – 5 meter dari permukaan laut. Hampir tidak dijumpai daerah yang tinggi pada kawasan ini, karena tipe hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Potensi Flora yang dominan terdiri dari hutan mangrove pada kawasan ini memiliki jenis-jenis penyusun antara lain Api-api (Avicenia spp), Tinjang (Rhizophora apiculata), Soneratia (Sonneratia alba), Nyirih (Xylocarpus granatum), dan Tancang (Bruguiera gymnorriza). Sedangkan untuk hutan pantai didominasi oleh Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), jenis Fauna yang dominan pada kawasan ini terdapat sekurangnya 31 jenis burung. Sedangkan menurut informasi masyarakat setempat jenis-jenis mamalia yang dapat ditemukan pada kawasan ini cukup banyak diantaranya adalah Bekantan (Nasalis larvatus) dan Beruang Madu (Herlactos malayanus) dan untuk jenis reptil yang baru tercatat ada 12 jenis diantaranya adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Ridel/Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Tuntong (Batagur basca), Buaya Sapit/Senyulong (Tomistoma schelegelii), dan Buaya Muara (Crocodilus porosus) serta Biawak (Varanus salvator).

Potensi Flora Pada kawasan taman wisata alam ini untuk hutan mangrove terdapat jenis-jenis penyusun antara lain Api-api (Avicenia spp), Tinjang (Rhizophora apiculata), Soneratia (Sonneratia alba), Nyirih (Xylocarpus granatum), dan Tancang (Bruguiera gymnorriza). Sedangkan untuk hutan pantai didominasi oleh Cemara Laut (Casuarina sp), jenis Fauna yang pernah dijumpai pada kawasan ini antara lain Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Ular Sanca (Phyton morulus), Biawak (Veranus borneensis), dan Bekantan (Nasalis larvatus). Habitat dan Tipe ekosistem pada kawasan ini adalah tipe vegetasi hutan pantai, vegetasi hutan mangrove.

Permasalahan yang ada pada kawasan ini adalah masih dijumpai pencurian telur penyu oleh anggota masyarakat, terdapat kebun masyarakat di dalam kawasan antara lain kelapa dan tanaman lainnya.

Upaya dan Tindak Lanjut yang telah dan akan dilakukan adalah melalui kegiatan pembentukan jarring informasi pengembangan wisata, kegiatan Masyarakat Peduli Konservasi, aktivitas pengumpulan, perawatan dan pelepasliaran penyu dari tahun 2008 s/d 2013 sebagai bentuk kepedulian pelestarian jenis penyu sbb :

No
Jenis Tukik
Upaya Pelepasan (ekor)
Jumlah
KET
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1
Penyu Sisik
188
371
1.113
2.436
1.865
214
6.187
Rata-rata tukik yang dilepas berumur ± 3 – 4 bulan
Penyu Hijau
91
209
1.453
484
751
100
3.088
Penyu Lekang
-
-
-
-
4
-
4
Penyu Belimbing
-
-
-
-
-
-
-
TOTAL Pelepasan Tukik s/d 2013
9.279


Kegiatan budidaya ini perlu ditingkatkan terutama pengembangan saran dan prasarana yang konfrehensif, sehingga dapat memberikan percontohan upaya pelestarian jenis penyu di Kec. Paloh, Kab. Sambas dan dikembangkan menjadi pusat pendidikan konservasi, rekreasi dan pariwisata, serta pada bulan Februari 2014 dilakukan kegiatan Survey Populasi Bekantan pada Kawasan Esensial sekitar Kecamatan Paloh.



1 komentar: